– what’s going on?
“Where you at, Natasha?”
Suara dari seberang panggilan itu bernada tak sabaran dan seolah dikejar sesuatu. Nata menghela nafasnya kasar karena sebal, “Waiting for my luggage.”
“Habis itu langsung ke Starbucks ya, Mami disana. Jangan kemana-mana dulu. Ingat, jangan kemana-mana.”
Kening Nata mengerut mendengar peringatan Mami di ujung kalimat. “Something’s wrong, Mam?”
“Nothing. Cepat ambil semua bagasi kamu itu. Lalu pamitan dengan Noah. Mami lagi tidak mood untuk bertemu Liu’s di saat-saat seperti ini walaupun Mami tahu, mereka sepertinya tidak bersalah.”
Nata memasukkan ponselnya ke dalam saku celana begitu mematikan panggilan dengan Mami. Noah menatapnya dengan saksama sedari tadi seperti berusaha membaca situasi lewat perubahan air muka Nata. “Everything’s okay? Kok kamu malah kayak bingung plus sebel gitu sih? Bukannya Mami kamu jemput?”
“Something is definitely wrong, Kak. I just can feel it. Tapi, apa ya..”
“Mungkin karena Mami pertama kali jemput-jemput kamu begini jadi kamu ngerasa aneh deh, Nat. Selebihnya, there’s nothing wrong.”
Nata menggigit bibirnya. Masih belum merasa yakin walau sudah dibujuk Noah seperti itu. Kaki gadis tersebut mengetuk tidak karuan. “Ah, itu koper kamu, Nat.” Noah pontang panting mengejar koper yang telah melewati mereka di atas conveyor karena mereka berdua sibuk berpikir dan menerka-nerka.
What is it.., batin Nata gelisah.
“Sudah ada orang yang berjaga di pintu kedatangan kan?” tanya Kimberly Rutherford atau Mami dari Nata kepada salah satu bodyguard nya. Sudah lama sejak terakhir kali Kimberly membawa bodyguard kemana-mana, kali ini tentunya karena alasan serius. Terakhir kali ia melakukan ini adalah setelah tragedi kecelakaan Louis. Kimberly selalu merasa itu memang sebuah pembunuhan dan bukan karena Louis yang depresi. Oleh karena itu, ia merasa dirinya sedang menjadi sasaran seseorang namun naas, malah anaknya lah yang terkena getahnya.
Kini, alasannya membawa bodyguard adalah.. karena ada kemungkinan mantan suaminya muncul untuk merebut Natasha darinya. Perempuan berusia lima puluh lima tahun itu mendapatkan pesan berisikan pernyataan yang lebih tepat disebut sebagai pemaksaan dari Elios Zhao, mantan suaminya yang menceraikannya ketika Louis meninggal. Elios saat itu merasa bahwa karena didikan keras Kimberly kepada Louis lah, depresi pada Louis akhirnya tak terhindarkan sehingga pemuda itu memilih mengakhiri hidupnya. Berjuta alasan sudah Kimberly jelaskan sebagai usaha untuk menahan Elios dari pergi. Namun, laki-laki itu benar-benar seperti kehilangan separuh hidupnya saat Louis tewas. Louis memang anak kesayangan dari Elios, hal itulah yang memupuk amarah dalam hati laki-laki tersebut hingga tak terbendung dan memilih untuk berpisah dengan Kimberly.
Sejak peristiwa itu, Elios selalu berusaha membujuk Natasha untuk ikut bersamanya dengan dalih bahwa Ibu dari Natasha itu adalah seorang pembunuh secara tidak langsung.
“Lihat Kakakmu! Apakah kurang cukup bukti kalau Mami kamu yang jadi akar masalah semuanya?”
Kata-kata Elios itu selalu berdengung di dalam setiap sudut benak Kimberly tanpa absen sehari pun. Membuat Kimberly sebenarnya juga jatuh ke dalam kegelapan yang rasanya tak pernah ada ujungnya. Ia pun menderita. Tapi tidak ada seorang pun yang bisa memahaminya.
Ia tahu mengekang Nata akan selalu menjadi tindakan yang salah namun ia tidak tahu harus melakukan apalagi selain memastikan Nata bisa meraih seluruh hal yang baik, yang mungkin bisa membantu kehidupan gadis kesayangannya itu di masa depan. Kimberly hanya mau anaknya nanti hidup dengan lebih bebas, berbeda dengannya yang hanya punya pilihan terbatas. Terbatas hanya pada hal-hal yang disodorkan orang tuanya yang berakibat ia tidak bisa hidup selain dari apa yang sudah disediakan untuknya. Kimberly paham, pendidikan menjadi salah satu hal yang bisa membuat gerak seseorang lebih bebas, oleh karena itu, ia berusaha membuat Natasha menjadi manusia paling pintar yang bisa mengakses pendidikan dimana pun dengan mudah tanpa melihat gelar Rutherford di belakang namanya.
“Nona Natasha harusnya sudah dapat bagasinya tadi, Nyonya. Hanya saja belum keluar hingga sekarang.” Salah satu bodyguard itu menyampaikan kabar.
Kimberly mengerutkan dahinya seketika. Jemarinya mengetuk tak beraturan pada lengan kursi, “Tunggu 15 menit lagi. Awasi keadaan sekitar dan segera saja tahan Elios jika dia memang muncul. Atau orang-orang mencurigakan lainnya.”
“Siap, Nyonya.”
“Kamu yakin mau jalan sendirian kesana? Tadi kamu bilang ngerasa ada yang gak beres? Let me go with you. Kalau kamu udah ketemu Mami baru aku pulang. Ya?” tawar Noah. Nata menggeleng kuat, “Mami bilang aku harus part ways sama kamu sebelum ketemu Mami, Kak. Sorry for made you worry and thanks.”
Noah yang kini terlihat tidak yakin. Namun pemuda itu memilih diam walau tak bergerak dari tempatnya. Nata mengibaskan tangan di depan wajah Noah yang kini tampak sedikit melamun karena larut dalam pikirannya sendiri. “Aku pergi duluan yaaa, Kak!”
“Eh? Iya.. Kabarin aku ya kalau udah ketemu Mami beneran. Biar aku tenang kamu gak kenapa-kenapa..”
“Alright. See you, Kak!” Nata melambaikan tangannya lagi dengan senyuman lebar mengembang di bibir. Noah menghela nafasnya pelan, why I feel not easy like this ya..
Langkah kaki Nata membawa gadis itu keluar dari pintu kedatangan. Matanya memicing untuk melihat papan petunjuk terkait jalan keluar yang setidaknya membawa dirinya lebih dekat ke arah Starbucks yang dimaksud Mami.
Gadis itu mengerutkan keningnya kala pemandangannya mendadak terhalang oleh satu sosok tinggi besar dengan wajah kurang menyenangkan yang datang tepat di hadapannya. Terlebih, pandangan orang tersebut begitu mengintimidasi.
“Anda Natasha Rutherford?” tanya orang tersebut tanpa basa basi. Nata mengeryitkan keningnya.
“Yes. What can I help you with?” tanya Nata berusaha sopan.
“Ikut saya sekarang, Nona.” Tanpa permisi, orang tersebut mencengkram pergelangan tangan Nata. Sontak, gadis itu berusaha berontak. Matanya membelalak sempurna. “Lepaskan saya atau saya akan teriak sekarang. Ada apa? Bicara baik-baik!” bentak Nata. Orang itu tidak menggubris Nata dan terus menyeret Nata untuk mengikuti langkahnya. Tangan kanan orang itu mencengkram pergelangan tangan Nata sementara tangan kirinya membawa koper besar Nata.
“TOLONGGG SAYA DISERET PAKSA. SECURITY!!! TOLONG!!” pekik Nata histeris. Orang itu malah semakin mempercepat langkahnya. Benar-benar menarik perhatian seluruh orang.
“Lepaskan anak saya!” Suara marah itu disusul dengan tangan Nata yang terbebas dari cengkraman dan berpindah pada tangan yang lebih terasa nyaman. Nata menoleh lantas membulatkan matanya sempurna kala melihat siapa orang tersebut.
“Papi?” cicit Nata heran.
“Nat? Are you okay? Ini pasti kerjaan Mami kamu.”
Mata Nata menyipit, memandang Elios atau Papi dengan sangsi. Ada sesuatu yang terasa janggal. Belum sempat Nata menerka apa yang mungkin terjadi, keributan lainnya dengan cepat menyambangi. Elios Zhao mendadak dibekuk oleh segerombolan orang berperawakan yang hampir mirip dengan orang yang tadi menyeretnya. Gadis itu kaget bukan main, terlebih sebelum bisa mencerna seluruhnya, Mami mendadak muncul.
“Let’s go, Natasha. Tadi cuma akal-akalan Papi kamu saja agar kamu mau ikut dengannya. Jangan mau hidup dengan penipu seperti dia. Ren, take her suitcase and bag.” titah Mami kepada salah satu bodyguard. Kimberly – atau biasa kita kenal sebagai Mami – menghela nafasnya panjang. Nyaris saja dia kecolongan dengan rencana konyol Elios untuk mengambil Nata darinya.
Nata yang masih shock akhirnya mau tak mau hanya mengikuti langkah Mami seraya menatap nanar Papi yang melempar pandangan memelas kepada Nata. “Gausah dilihat.” peringat Mami lagi ketika tahu kepala anaknya hampir saja memutar 180 derajat seraya mereka berjalan menjauhi Elios.
“What is it all about, Mami?”
“You really wanna know about it, Nat?”
“Ini pasti ada hubungannya kenapa Mami mendadak mau jemput aku ya?”
Mami terdiam mendengar pernyataan Nata yang menohok. Tidak diragukan, kemampuan deduksi Natasha memang di atas rata-rata. Nata masih menatap Mami dengan saksama, memerhatikan perubahan raut wajah ibunya itu.
“I guess it’s time for you to know everything ya. So that you won’t left wondering.” ucap Mami akhirnya setelah beberapa lama keheningan hanya mengisi.
“Pakai seatbelt kamu. Mami cerita semuanya.” Hari ini, Kimberly memang sengaja membawa satu mobil yang ia kendarai sendiri karena sudah mempersiapkan seluruh cerita yang perlu ia sampaikan kepada Nata, tanpa diketahui pihak lain karena dapat memantik hal-hal yang berbahaya bagi rencananya dan juga rencana.. Tezar.
“I’ll tell you everything, Natasha. So you will know why all this time, I chose to treat you this way and why I really hate your Papi. Also…”
Kimberly tampak sengaja menjeda ucapannya karena terlihat ragu. Nata gusar, “Also?” sambung Nata, menuntut.
“Also why Leon needed to leave you and all of his things behind for this.”
“Leon? Tezar maksudnya?”
“Iya. Tezar kan memang cuma nama samarannya. Kamu mau tahu juga kenapa dia perlu pakai nama samaran?”
Nata menelan ludahnya dengan susah payah. Kenapa rasanya seluruh hal yang akan dipaparkan Mami seperti hal-hal mengejutkan dan berbahaya bak hal yang keluar dari kotak pandora?