— senyap.

aurevoiruna
6 min readSep 22, 2024

--

And.. that’s what happened.

Begitu Arin menyelesaikan kalimatnya, Matteo hanya dapat terhenyak. Menatap lurus manik mata Arin dengan penuh kebingungan. Juta pertanyaan nampak dalam kilat mata pemuda itu namun sepertinya tidak dapat diutarakan.

Senyap kini merambah, mengisi medium kosong di antara mereka berdua, yang terasa semakin jauh jaraknya. Arin kikuk, kepalanya tertunduk dalam-dalam. Rasa malu mulai menguasai diri.

Stupid, why did you have to confess like this?

Arin berusaha mati-matian agar tangannya tidak menoyor kepalanya sendiri, sebuah kebiasaannya jika ia merasa menjadi orang paling bodoh sedunia karena menyesali keputusannya dalam melakukan sesuatu. Elusan pelan terasa di puncak kepalanya.

I’m sorry that I’ve never realized it before, until you have to do this. It’s purely my fault that I always treat you like more than a friend.” ucap Matteo rendah, suaranya serak. Arin, sahabat 12 tahunnya itu, akhirnya buka suara akan sesuatu yang selama ini juga tidak benar-benar disadari.

“Tapi, gue gabisa, Rin. You know it well that I was or maybe I’m still pining for someone.”

Is it still Sera? It means.. Maraka’s little sister?”

Matteo terhenyak sejenak. Dirinya sendiri cukup terkejut akan respon alamiah yang muncul sekarang. Biasanya, dia akan langsung mengangguk sebagai reaksi spontan. Tapi, kenapa sekarang ia harus berpikir dulu apakah ia benar-benar masih menyayangi Sera?

I don’t know. I’m not sure.” jawab Matteo pada akhirnya. Arin menaikkan sebelah alisnya, “You don’t know? Then, what’s your reason to not falling in love with me after all these times?”

I just.. ah this is complicated. I don’t even know what to feel sometimes.. Don’t push me like this, Arin. Gak segampang itu untuk tahu apa yang lagi gue rasain sekarang. Including to whom my heart belongs for.”

“Lo gak sadar atau lo menolak untuk sadar, Matt? Karena semua yang lo lakuin ke gue atau to be precise, buat gue, is not something that a friend would do.” Arin feels unfair.

I told you that I didn’t even realize that I treated you more than a friend. So what?”

That means, deep down there, you feel like I’m more than a friend to you! Isn’t it easy to realize?”

Matteo menggeleng, “Lo salah paham, Rin. Gue gak pernah sekali pun nganggep lo in a romantic way. Not even a bit.”

Arin mengusap wajahnya kasar. Frustasi. Segitu gak mau nya Matteo sama gue?

All of those sleepless night, calls, flowers, legos that you gave to me. All of it was NOTHING?”

You’re my bestfriend, Rin. And it will always be that way.”

Fuck it. Make it make sense, Matteo Damian.” geram Arin. “All of it feels make sense to me, Arindia Dewantari. I’ve never done something crazy for you like what I’ve done for Sera. Yes, all of it was nothing.” Matteo kembali menegaskan. Kalimat Matteo menampar Arin begitu kuat.

Did it means I was just living on my own daydream all these times?

“Mas Theo..”

Suara lembut itu memecah ketegangan di antara Arin dan Matteo. Kedua orang itu sontak menoleh ke arah suara.

“Eh, Aya?”

Arin mengerutkan dahinya, merasa tidak pernah mengenal gadis di hadapannya. Padahal, biasanya ia selalu tahu dan paham siapa saja orang yang berada di sekitar Matteo.

Who are you?” Nada kurang menyenangkan terlontar dari bibir Arin, tertuju kepada Aya. Matteo memandang Arin dengan gusar, “What’s wrong with you?”

I said, who are you?” Arin tidak menggubris Matteo.

I’m Sayaka. Matteo’s manager.”

New manager? I’ve never heard about you before. Matteo never told me.”

She’s my new manager. Just leave her alone. Kalau lo kayak gini terus, gak akan ada manager gue yang tahan buat kerja sama gue, Rin. Lagipula, apa semua hal perlu gue laporin ke lo? Kan gak juga.” Matteo akhirnya jengah juga.

Mata Arin memicing ke arah Matteo. Satu hal yang membuatnya semakin runtuh adalah.. the way Matteo looks at Aya.

She knows it well, the look that Matteo gives away if he is head over heels for a girl. The look that she never received.

Arin tersenyum pahit. Ini lah yang selalu Arin takutkan jika Matteo punya manager perempuan. Ia takut Matteo menjadi nyaman dan tanpa disadari, jatuh untuk orang tersebut. Lantas berpaling darinya karena ia tidak menjadi sumber kenyamanan bagi Matteo lagi.

Then stop having a girl manager. You said that it’s troublesome to have it because they kept fall for you.” marah Arin. Matteo benar-benar heran dengan kelakuan Arin hari ini. This is just not like her. Mana Arin yang ia kenal memiliki kesadaran diri yang tinggi dan penuh dengan logika?

“Gue juga gak bisa milih kali, Rin? I just accept whatever it is that my company gives to me?”

Go away. I still need my time to talk to him.” tandas Arin kepada Aya. Sinar matanya penuh dengan kecemburuan. Aya memakluminya. Jika didengar dari perdebatan barusan, jelas sekali jika ini cinta tidak berbalas.

No. My time is up. I need to go now. She’s here because she has to pick me up. Right?” Matteo berpaling kepada Aya. Gadis itu terbingung sejenak, lantas mengangguk kala ia melihat Matteo seperti meminta bantuan kepadanya lewat kilat matanya.

Right. Mrs. Yumna is in Manchester to see you. We have to go now, Mas Theo.

Matteo bangkit dari duduknya dan menghampiri Aya tanpa basa-basi lagi. Arin membelalakkan matanya, “You will just leave me like this? How dare you, Matt.”

This is an urgent thing, Arin. Beside that, please get yourself together first and then we can continue to talk. You’re not in your right mind now.”

Arin sungguh kehilangan kata-katanya. Bisa-bisanya Matteo malah menyalahkannya seperti ini ketika ia menuntut penjelasan?

Just.. don’t push your own feelings to other to accept it. Because now I know whom I’m longing for.

Gadis itu membeku di tempatnya. Ia menatap Matteo dengan tidak percaya. “Maksudnya?”

Tanpa permisi, Matteo mengambil jemari Aya dan mengaitkannya dengan kepunyaannya. Menggenggam dengan erat. Aya membulatkan matanya, terkejut.

She’s the one that I might be longing for now. And she’s not the one that causing this trouble. It’s just me.”

Pipi Aya memerah sempurna dalam sekejap. Gila, mimpi apa dia semalam hingga Matteo tiba-tiba begini? Walaupun jelas sekali, Aya merasa ini hanya jalan bagi Matteo untuk lepas dari gadis gila di hadapannya sekarang.

Let’s go, Aya. Anyway, I’ll pay for the bill. You can go home safely by your own, right?” ucap Matteo pada Arin.

Matteo menarik Aya untuk mengikuti langkahnya yang berderap terburu sebelum Arin kembali menahannya. Aya masih merasa berada di dalam mimpi karena semua yang sedang terjadi rasanya tak masuk di akal. Kepalanya terasa kosong dan setiap langkahnya benar-benar hanya mengikuti arahan Matteo.

Begitu sampai di depan restoran itu, Matteo menghentikan langkahnya. “Thank you, Ay.”

For?” tanya Aya kebingungan. Manik matanya bergerak-gerak lucu menatap Matteo. Air muka pemuda itu yang tadinya tegang, sedikit demi sedikit mulai relaks.

For tagging along with my unexpected plan. Also, you came in the right time.”

Aya mengangguk-angguk, tidak bertanya lebih lanjut karena baginya, ucapan terimakasih Matteo sudah lebih dari cukup. “Wait here, Mas. Your car is in the basement. I’ll pick it up first.”

No worries, I’ll walk with you. Let’s go. I’ll treat you some good food. Or shall we go to Manchester as what you’ve said earlier? That’s a brilliant idea actually.” Matteo terkekeh kala mengingat kembali seberapa tanggapnya Aya dalam menangani situasi canggungnya dengan Arin tadi.

Aya tersenyum. Melihat Matteo yang tertawa kecil seperti ini baginya sudah cukup. Rasa khawatirnya hilang pelan-pelan. Gadis itu sudah berpikir macam-macam saja tadi begitu Matteo bilang pemuda itu menghadapi hal yang urgent.

Syukur kalau memang Mas Theo gak apa-apa, batin Aya lega.

Dipikir-pikir, Aya kok selalu muncul di waktu yang pas ya?, batin Matteo heran. Apa itu takdir?

--

--

aurevoiruna
aurevoiruna

Written by aurevoiruna

kindly check my writings at twitter @aurevoiruna

No responses yet